Ruppert dan Barner (1994) menambahkan bahwa klasifikasi
Emerita sp., adalah sebagai berikut :
Phyllum : Arthropoda
Sub phyllum : Crustacea
Class : Malacostraca
Subclass : Eumalacostraca
Superorder : Eucarida
Order : Decapoda
Suborder : Pleocyemata
Infraorder : Anomura
Superfamily : Hippoidea
Family : Hippidae
Genus : Emerita
Species : Emerita sp.
Di alam, dikenal empat jenis Emerita, yaitu E. talpoida yang lazim disebut mole crab, E. analoga atau sering disebut sand crab, serta E. rathbunae dan E. exluvia (Ruppert dan Barner,1994). Di daerah pesisir selatan Yogyakarta, Emerita sp. biasa disebut undur-undur laut, sedangkan di beberapa daerah di Indonesia, masyarakat menyebutnya sebagai ketam pasir atau Ketam laut (Nontji, 1993; dan Trijoko, 1988). Dari hasil penelitian, Emerita sp. mempunyai kemelimpahan yang sangat tinggi, terutama pada pertengahan musim kemarau, atau sekitar medio Juni. Di pesisir selatan Yogyakarta, terutama di pesisir selatan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, Emerita sp. memiliki fekunditas telur antara 1.410 – 11.983 butir telur yang berbanding lurus dengan panjang dan lebar karapaks serta berat tubuhnya (Trijoko, 1988). Telur hewan ini berwarna kuning orange yang terletak di bagian ujung ventral, biasa ditutupi oleh telson (Ruppert dan Barner,1994).
Emerita sp. mempunyai sistem reproduksi yang dilengkapi dengan spermatophore (Ruppert dan Barner,1994), dengan siklus hidup dari larva sampai dewasa dapat mencapai 1 – 2 tahun (Anonim, 2002d). Selama hidupnya, hewan ini mempunyai perilaku yang khas. Pada saat ombak datang, Emerita sp. akan keluar dan melompat dari pasir pantai, yang kemudian akan masuk kembali pada saat ombak surut.
Emerita sp. mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 g (berat kering) undur-undur laut mengandung mineral Besi (Fe) sebesar 2,44 mg dan Tembaga (Cu) sebesar 0,348 mg (Budiyarto, 2002; dan Prabowo, 2002; data belum dipublikasikan), disamping protein (30-40 % berat bahan), lemak serta mineral lain. Sebagai hewan yang termasuk crustacea, undur-undur laut diduga merupakan penghasil khitin yang cukup besar. Produksi khitin dari undur-undur laut tersebut diperkirakan sekitar 40-60 % dari berat kering (Angka dan Maggy, 2000). Disamping itu, undur-undur laut diduga mengandung asam lemak omega-3 yang cukup tinggi sekitar 0,29-0,32 % (Nettleton, 1995). Hasil penelitian Musrsyidin dkk (2002) menunjukkan bahwa undur-undur laut mengandung lemak total yang cukup tinggi, berkisar antara 17,22 – 21,56 %; asam lemak omega 3 total (EPA dan DHA) yang cukup tinggi pula, yaitu berkisar antara 7,75 – 14,48 % dibandingkan dengan beberapa jenis crustacea lain, seperti udang, lobster, dan beberapa jenis kepiting; Sedangkan kandungan EPA (6,41 – 8,43 %) lebih tinggi dibandingkan kandungan DHA (1,34 – 6,57 %).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar